Tentu saja Soekarno yang lagi punya obsesi mengusir Belanda di Irian Barat menyambutnya dengan gembira.
Media massa kala itu terkena eforia dan antusias menyambutnya.
Dua koran kala itu, yakni Masa Marhaen dan Duta Masyarakat memajang foto sang raja dan ratu bersama Bung Karno di halaman depan.
Saran dari seorang pejabat terbukti.
Di foto yang ada di koran itu dipasang keterangan, Raja Idrus dan Ratu Markonah akan membantu Indonesia membebaskan Irian Barat.
Apalagi foto itu menarik karena keduanya mengenakan kaca mata hitam.
Laksana air bah, keterpesonaan kepada sosok Raja Idrus dan Ratu Markonah melimpah ruah.
Pasangan ini menjadii pesohor baru dadakan. Para pejabat antusias menyalami, publik pun ikut terkesima.
Apalagi sosok Ratu Markonah lumayan cantik, meski punya sedikit cacat di bagian mata.
Sosok pasangan ini laku keras bak pisang goreng.
Jurnalis pun sibuk meliput dan publik di mana-mana mengajaknya berfoto.
Gosip pun menyebar.
Ada berita dan desas-desus bahwa keduanya diberi uang saku lumayan gede, menginap gratis di hotel mewah, hingga makan gratis di restoran elit.
Bahkan dikabarkan mereka dijamu bukan hanya sehari dua hari saja, tapi sampai berpekan-pekan lamanya.
nasib mujur Raja Idrus dan Ratu Markonah kemudian terbongkar.
Kala itu kedua sejoli ini tengah asyik pesiar dan shoping barang mewah dan cindera mata di sebuah pusat belanja di Jakarta. Tampaknya tanpa mereka sadari datang hari sial.
Ini akibat publik mengenali sosoknya sebagai imbas mereka menjadi seorang pesohor dadakan.
Ada seorang tukang becak yang mengenali Raja Idrus. Ia katakan, bahwa dia itu adalah temannya yang juga sama-sama penarik becak.
apa yang dikatakan sang penarik becak soal asal usul Raja Idrus terendus wartawan. seorang jurnalis itu mencoba menelusuri kebenaran itu. Alhasil, setelah mengurai kabar kusut, jejak Raja Idrus diketahui.
Dia ternyata memang seorang tukang becak dan sang permasurinya adalah seorang pelacur kelas teri.
Dan si perempuan bukan dari suku Anak Dalam di Jambi, melainkan orang Tegal.
Selain itu, nama dan kisah Raja Idrus dan Ratu Markonah juga dibuatkan lagu yang dibawakan penyanyi Teti Kadi.
Di tahun 1970-an, ada cerita tentang seorang perempuan asal Aceh yang sedang hamil tidak biasa. Kala itu tersiar kabar sang bayi yang masih dalam perut perempuan bernama Cut Zahara Fona bisa bicara. Tak tanggung-tanggung, bahkan si jabang bayi itu yang belum berada di dunia, bisa mengaji.
Kisah ini juga tersebar luas ke publik. Masyarakat geger.
Apalagi banyak orang yang bersaksi bila sudah mendengar langsung suara bayi itu ketika menempelkan telinganya ke perut Zahara.
Lagi-lagi media masa saat itu ikutan heboh. Dia memuat aneka berita soal mendengar suara bayi diperut seorang ibu dengan perut dililit kain.
Kegemparan makin menjadi ketika pejabat resmi ikut-ikutan.
Orang penting setingkat Menteri Luar Negeri, Adam Malik, ikut mengundang Zahara ke kantornya.
Sikap ini malah diikuti koleganya, Menteri Agama, Mochammad Dahlan.
Dia bahkan memberi komentar fantastis. Katanya "Imam Syafe'i pun selama tiga tahun di dalam perut ibunya"
Rupanya ia menyamakan fenomena ajaib bayi yang ada di dalam perut Cut Zahara dengan bayi ulama besar Imam Syafi'i.
Kisah ini makin fantastis ketika diberitakan media internasional.
Bumbu ceritanya bahkan dikatakan sampai ke Pakistan.
Ada media menulis, bila pemerintah Pakistan mengundang Cut Zahara dan suaminya piknik ke Istambul.
Hebatnya lagi, media tersebut mengolahnya dengan tambahan ramalan, bila sang bayi yang ada dalam perut Cut Zahara manakala lahir nanti akan menjadi sosok suci, yakni Imam Mahdi.

Cut Zahara Fona
Kabar riuh ini akhirnya masuk ke dalam Istana.
Kala itu pejabat penting negara sekelas Sekdalopbang (Sekretaris Pengendalian Pembangunan), Bardosono, sampai tergerak membawa Cut Zahara bertemu Presiden Soeharto.
Bukan hanya itu, sang Presiden pun benar-benar bertemu di ruang tunggu Bandara Kemayoran. Ibu Tien pun turut mendampinginya.
Untunglah Ibu Tien waspada.
Rupanya ia tak gampang percaya seraya meminta bukti forensik dengan meminta Cut Zahara di bawa ke RS Cipto Mangunkusumo. Cut Zahara diperiksa.
Dan ternyata ditemukan sebuah tape recorder kecil yang dililitkan diperutnya. Rahasia bayi ajaib itu pun terbongkar.
No comments:
Post a Comment