Benang Merah

Untuk Bisnis silahkan menghubungi Kami di 081213085882

Saturday, January 18, 2020

kreol melayu

Bahasa dagang dan kreol Melayu 

Selain bentuk klasik dan sastranya, bahasa Melayu sudah memiliki beragam dialek regional sebelum berdirinya Kesultanan Malaka. 
Bahasa Melayu menyebar melalui kontak antar etnis dan perdagangan di seluruh kepulauan Melayu sampai Filipina. 
Kontak ini menghasilkan lingua franca yang disebut bahasa Melayu Pasar atau bahasa Melayu rendah. 
Umumnya diyakini bahwa Melayu Pasar adalah bahasa pidgin yang dipengaruhi kontak antara pedagang Melayu dan Tiongkok.

Selain penyederhanaan umum bahasa pidgin, lingua franca Melayu memiliki sejumlah karakteristik. Salah satunya adalah kepemilikan yang ditandai kata punya dan pronomina jamak ditandai kata orang. 

Satu-satunya afiks Melayu yang masih dipakai sampai sekarang adalah tər- dan bər-.

Ciri khas lainnya:

  • Ada menjadi partikel progresif
  • Penyusutan bentuk ini dan itu sebelum kata benda menjadi penentu (determiner)
  • Kata kerja pərgi disusutkan dan menjadi kata depan yang bermakna 'ke'
  • Konstruksi kausatif dibentuk menggunakan kasi, bəri, bikin atau buat
  • Kata depan tunggal, biasanya sama, dipakai untuk sejumlah fungsi, termasuk objek langsung dan tidak langsung

Contoh : 

  • Rumah-ku menjadi Saya punya rumah
  • Saya pukul dia menjadi Saya kasi pukul dia
  • Megat dipukul Robert menjadi Megat dipukul dek Robert

Bahasa Melayu Pasar masih dipakai dengan lingkup terbatas di Singapura dan Malaysia. Efek terpentingnya adalah bahasa pidgin Melayu mengalami kreolisasi dan memunculkan beberapa bahasa baru.

Melayu Baba

dulunya grup bahasa pidgin yang besar, dipertuturkan di Malaysia, namun saat ini nyaris punah. 
Ada sejumlah variasi bahasa Melayu yang dipertuturkan kaum Peranakan, yaitu keturunan Tionghoa yang tinggal di Malaysia, Singapura dan Indonesia sejak abad ke-15. 
Melayu Baba dekat dengan bahasa pidgin dagang yang mengalami kreolisasi di seluruh kepulauan Melayu, sehingga menghasilkan variasi kreol Melayu yang bertahan sampai sekarang. 
Satu jenis bahasa Melayu Baba, Bahasa Indonesia Peranakan, dipertuturkan di kalangan Tionghoa di pulau Jawa, khususnya di daerah perkotaan. Bahasa ini adalah campuran bahasa Melayu atau Indonesia dengan elemen-elemen bahasa Jawa dan bahasa Tionghoa (Hokkien) 
Penutur bahasa ini banyak ditemukan di Jawa Timur, khususnya Surabaya dan daerah sekitarnya (dengan bahasa Jawa dialek Jawa Timur) 
Jika warga Tionghoa cenderung mempertuturkan variasi bahasa tempat mereka tinggal (Tionghoa Jawa Tengah memakai bahasa Peranakan yang bercampur Jawa halus atau standar dalam percakapan sehari-hari antara sesamanya, di Jawa Barat mereka menggunakan bahasa Peranakan yang bercampur bahasa Sunda) 
di Surabaya pemuda-pemudi Tionghoa cenderung berbicara dengan bahasa Peranakan yang bercampur bahasa Jawa dialek Surabaya dan belajar bahasa Mandarin melalui kursus


Contoh frasa (digunakan di Surabaya) :

  • Lu bo' gitu! : Jangan seperti itu!
  • Yak apa kabarnya si Eli? : Apa kabarnya Eli?
  • Nti' kamu pigio ambek cecemu ae ya : Nanti kamu pergi dengan kakakmu saja, ya?
  • Nih, makanen sa'adae : Makanlah seadanya!
  • Kamu cari'en bukune koko ndhek rumae Ling Ling : Carikan buku adikmu di rumah Ling Ling.

Melayu Kreol Malaka

Bahasa ini dipertuturkan sejak abad ke-16 oleh para keturunan pedagang Tamil di Selat Malaka. Bahasa ini bisa jadi terkait secara historis dengan bahasa Melayu Kreol Sri Lanka.

Pidgin Broome 

Bahasa pidgin yang digunakan oleh buruh industri mutiara di Australia Barat.

Melayu Sabah

Sebagai varian pidgin dari bahasa Melayu Brunei, Melayu Sabah adalah bahasa dagang setempat. Ada beberapa penutur asli di kawasan perkotaan, termasuk anak-anak yang menuturkan dua bahasa asli.

Melayu Makassar

Bahasa Melayu Makassar bukan bahasa kreol, tetapi campuran bahasa Melayu–Makassar dengan leksikon Melayu, infleksi Makassar dan campuran sintaks Melayu/Makassar.

Melayu Bali

Bahasa Melayu Bali adalah bahasa dagang di pulau ini.

Melayu Indonesia Timur

Kreol di Indonesia timur tampaknya terbentuk ketika bahasa Melayu dan Jawa, dengan lingua franca Melayu, mulai mendominasi perdagangan rempah sebelum era kolonial Eropa. Bahasa-bahasa ini memiliki beberapa kesamaan :

  • ə menjadi a, e, atau berasimilasi dengan huruf vokal selanjutnya
  • i, u kadang berubah menjadi e, o
  • ada kehilangan huruf plosif akhir p, t, k, dan netralisasi nasal akhir di sejumlah kata
  • penanda perfektif sudah diciutkan menjadi su atau so

Contohnya : 

  • makan menjadi makang
  • pergi menjadi pigi atau pi
  • terkejut menjadi takajo
  • lembut menjadi lombo
  • dapat menjadi dapa

Melayu Bacan mungkin merupakan bahasa yang paling arkaik dan sangat erat dengan bahasa Melayu Brunei (non-kreol)


Melayu Manado 
Dipertuturkan di Pulau Bacan dan sekitarnya di Maluku Utara.

Melayu Manado adalah kreol lain yang menjadi lingua franca di Manado dan Minahasa, Sulawesi Utara. 

Bahasa ini berasal dari Melayu Ternate dan sangat dipengaruhi oleh bahasa Ternate, Belanda, Minahasa dan beberapa kosakata Portugal.

Contoh :

  • Kita = Saya
  • Ngana = Kamu
  • Torang = Kami
  • Dorang = Mereka
  • Io = Ya
  • Nyanda' = Tidak 

Kalimat :

  • Kita pe mama ada pi ka pasar = Ibu saya pergi ke pasar
  • Ngana so nyanda' makan dari kalamareng = Kamu belum makan dari kemarin
  • Ngana jang badusta pa kita = Kamu jangan berdusta padaku
  • Torang so pasti bisa = Kami sudah pasti bisa

Gorap





85% kosakata Gorap berasal dari bahasa Melayu, tetapi juga memiliki beberapa kosakata Ternate. Tata katanya berbeda dengan bahasa-bahasa Austronesia dan Halmahera. Anak-anak sudah tidak menguasai lagi bahasa ini.


Melayu Ternate/Maluku Utara

Kreol ini menyerupai bahasa Melayu Manado, tetapi dengan aksen dan kosakata yang berbeda. Sebagian besar kosakatanya dipinjam dari bahasa Ternate, seperti :

  • Ngana = Kamu
  • Ngoni = Kalian
  • Bifi = Semut
  • Ciri = Jatuh

Bahasa ini digunakan di Ternate, Tidore dan Halmahera, Maluku Utara, untuk komunikasi antar kelompok. Bahasa ini juga dipertuturkan di Kepulauan Sula.

Contoh :

  • Jang bafoya : Jangan berbohong

Melayu Kupang

Bahasa ini dipertuturkan di Kupang, ujung barat Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur. Bahasa ini didasarkan pada bahasa Melayu arkaik yang mencampur adukkan bahasa Belanda, Portugal dan bahasa setempat, tetapi mirip bahasa Melayu Ambon dengan sejumlah perbedaan kosakata dan aksen. Sistem tata bahasanya menyerupai kreol Melayu lain di Indonesia Timur.

  • beta = Saya
  • lu = Kamu
  • sonde = Tidak
  • Beta sonde tau, lai = Saya tidak tahu

Melayu Banda

Sebagai varian dari bahasa Melayu Maluku, bahasa ini dipertuturkan di Kepulauan Banda, Maluku dan memiliki aksen unik. Berbeda dengan Melayu Ambon, bahasa Melayu Banda dianggap terdengar unik bagi banyak orang karena aksentuasinya.

  • Beta : Saya
  • pane : Kamu
  • katorang : Kami
  • mir : Semut (diserap dari bahasa Belanda : mier)

Melayu Papua/Irian

Awalnya digunakan sebagai bahasa kontak di kalangan suku Nugini Indonesia (Papua dan Papua Barat) untuk berdagang dan komunikasi sehari-hari, bahasa ini sekarang memiliki banyak penutur asli. Penduduk Papua dan Irian menyatakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar mereka sejak 1926, jauh sebelum Sumpah Pemuda. Saat ini mereka cenderung memakai bahasa Indonesia formal. 

Varian bahasa ini juga digunakan di Vanimo, Papua Nugini, dekat perbatasan Indonesia.

  • Ini tanah pemerintah punya, bukan ko punya! = Ini tanah pemerintah, bukan kamu!
  • Kitorang tar pernah bohong = Kita tidak pernah berbohong 
  • Bahasa Chavacano
  • Bahasa Javindo
  • Bahasa Petjo 
Posted by QhubiL at 11:14 PM
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest

No comments:

Post a Comment

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

About Me

My photo
QhubiL
View my complete profile

Blog Archive

  • ►  2021 (7)
    • ►  July (1)
    • ►  April (6)
  • ▼  2020 (210)
    • ►  November (1)
    • ►  October (26)
    • ►  September (8)
    • ►  August (42)
    • ►  March (36)
    • ►  February (35)
    • ▼  January (62)
      • Jalur Sutra (Silk Road)
      • Teaput Dome (skandal teko teh)
      • Al Capone
      • Crowley "two gun" si dua senjata
      • Sun Tzu, The Art of War & 36 Strategi
      • The Tielman Brothers
      • Prabu Kertanegara, pemimpin Kerajaan Singhasari, m...
      • Drunken Master (Jurus Mabuk)
      • Bakoel Koffie
      • Kisah penyakit Tho'un, Black Death dan Kolera di B...
      • Johny Indo
      • Jam Pasir
      • Bunga Mei Hua
      • Ang Pao
      • Dewi Kwan im
      • Ketika Hujan turun menjelang Hari Raya Imlek
      • Kumpulan Sajak
      • sejarah opium
      • Pieter Erbelverd dan Kampung Pecah Kulit
      • MARKONAH
      • RRI (Radio Republik Indonesia)
      • Sejarah Perkeretaapian Indonesia
      • Jalan Raya Pos Deandels
      • Geger Pecinan
      • Legenda Kuda Gagak Rimang
      • Arya Penangsang
      • Ratu Kalinyamat
      • Perompak Wokou
      • Kerajaan Kalingga di Indonesia
      • Orang Keling
      • BAZAR
      • Anneke Gronloh
      • Lima Sekawan
      • si Komo
      • Cerita Pengantar Tidur
      • Nina Bobo
      • Dongeng bukan hanya sekedar pengantar tidur
      • Dongeng sebelum tidur
      • Portugis menguasai Malaka
      • Portugis menyerah kepada VOC
      • Portugis hengkang dari Malaka
      • Portugis Malaka
      • kreol melayu
      • Bahasa Pijin
      • Bahasa Kreol
      • Keris
      • Punakawan
      • sejarah aksara dan penanggalan Jawa
      • kalender Jawa Sultan Agung
      • Pasaran Jawa, Pancawara, Nepto, Neptu, Weton, Padinan
      • Barongan pohon bambu
      • Tanujiwa
      • Kosa kata bahasa Indonesia dari bahasa Portugis
      • Keroncong Tugu
      • Maria Van Engels
      • Waterleiding (air ledeng)
      • Rumah Tanjung Timur (Villa Nova)
      • Cina Benteng
      • Nie ho kong
      • Tehyan
      • Casey Jones
      • BELANDA DEPOK
  • ►  2019 (1)
    • ►  December (1)
Watermark theme. Powered by Blogger.