Saturday, February 29, 2020

Kisah Horor Mal Klender, Jakarta Timur, pasca kerusuhan Mei 98


Saat tragedi Kerusuhan Mei 1998 terjadi di Jakarta, banyak sekali Mal yang menjadi sasaran. Salah satunya adalah Mal Klender yang terletak di Jakarta Timur. Saat ini Mal ini sudah berganti nama menjadi Mal Citra.

Mal Klender menjadi salah satu sasaran pembakaran. Diduga kuat pembakaran ini disengaja untuk menciptakan kondisi agar lebih chaos.

Terbakarnya Mal Klender adalah puncak ketidakpuasan massa atas krisis ekonomi. Insiden itu terjadi sepekan setelah pemerintah Indonesia mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak menjadi Rp1200 per liter. Spiral kekerasan muncul di seantero Jakarta. Penjarahan toko-toko milik etnis Tionghoa mulai terjadi pada 13 Mei 1998, ketika empat mahasiswa Universitas Trisaksi ditembak aparat di depan kampus. Penembakan aktivis, membakar amarah massa, yang ganti menumpahkan kemarahan pada toko-toko milik etnis Tionghoa yang dituding bertanggung jawab atas krisis ekonomi.

Pada puncak kerusuhan, ribuan toko memasang tulisan 'milik pribumi' agar selamat dari amukan massa. Kawasan elit seperti Menteng dijaga tank-tank tentara. Namun bagi penduduk Tionghoa di pusat perdagangan seperti Glodok, mereka harus mengandalkan diri sendiri. Hasilnya berakhir tragis dengan pembantaian dan pembakaran besar-besaran.
Tetapi yang mengerikan adalah ketika pembakaran dilakukan masih ada pengunjung dan karyawan yang terperangkap di dalamnya. Konon korban yang terbakar hampir 450 orang. Jadi tidak heran jika Mal ini menjadi penuh dengan cerita mistis.

Sekarang setelah lebih dari 20 tahun berlalu, Mal ini tetap menyisakan cerita hantu dan rasa angker bagi orang Jakarta, terutama masyarakat sekitar. Banyak sekali cerita hantu yang beredar. Contohnya beberapa hari setelah peristiwa pembakaran, penduduk sekitar masih mendengar suara tangisan dan teriakan orang minta tolong secara sayup-sayup dari dalam gedung. Padahal gedung itu jelas-jelas sudah kosong setelah peristiwa pembakaran.

Tidak hanya itu. Ketika sudah beroperasi kembali, terkadang beberapa pedagang juga mengakui mencium bau-bau anyir seperti mayat atau bau yang tidak jelas.

Kisah-kisah nyata hantu juga beredar luas.  Misalnya, cerita seorang ayah dan anak yang baru tiba dari Magelang ingin menuju rumah kontrakan baru mereka di perumahan Klender. Saat itu tahun 2000, atau dua tahun setelah tragedi Mei. Ayah dan anak itu tiba di terminal Pulo Gadung pada pukul dua pagi.

Sekedar info, pada saat tahun 2000, Jakarta belum seramai saat ini. Mereka naik metromini dan turun di kawasan Kebon Singkong. Setelah melewati berbagai perjalanan, akhirnya mereka sampai di halte untuk menanti angkot menuju Kampung Sumur. Karena bukan orang asli Jakarta, mereka berdua menunggu di halte yang tepat di depan Mal Klender tanpa mengetahui cerita seram di belakangnya.

Beberapa saat mereka duduk, muncul seorang wanita dari arah Mal Klender. Wanita itu duduk begitu saja. Tak selang beberapa lama, sang ayah langsung menarik tangan putranya dan mengajak pergi. sang anak pun penasaran. Ternyata si Ayah melihat wanita itu bukan manusia. Seluruh tubuhnya hitam gosong.

Cerita lainnya mengenai hantu yang menyamar jadi satpam. Saat itu ada seorang satpam yang mendapatkan tugas jaga malam bertiga bersama temannya. Saat tiba waktunya pusat perbelanjaan itu tutup, ketiga petugas jaga ini diwajibkan menyelusuri Mal dari lantai teratas sampai lantai terbawah sebelum pulang. Entah bagaimana ceritanya, sang satpam ini tertinggal oleh kedua temannya yang sudah menuju lantai atas. Tidak ingin tertinggal jauh, dia langsung berlari menyusul. Ditemukanlah salah satu temannya di lantai 3. Mereka pun meyusuri lantai yang konon merupakan lantai dengan jumlah mayat terbakar terbanyak ditemukan. Awalnya dia tidak menyadari kalau ada sesuatu yang tidak beres, sampai beberapa saat kemudian dia pun sadar. Dari tadi, suara gema sepatu yang terdengar hanyalah suara sepatu dia, tidak terdengar sedikitpun suara sepatu dari temannya. Temannya itu tetap berjalan, lalu berbelok di lorong dan hilang dari pandangan. Si satpam melihat situasi mulai tidak benar, berlari mencoba mengejar temannya. Alangkah terkejutnya saat dia berbelok, temannya itu sudah tidak terlihat. Yang ada hanyalah bau yang sangat busuk.

Tanpa pikir panjang, si satpam langsung berlari ke lantai bawah. Betapa kagetnya ketika dia melihat temannya yang beberapa menit lalu menghilang di lantai tiga kini sudah di situ. Lebih anehnya lagi, sang teman bersikeras menyanggah dirinya ikut ke lantai tiga. Dia dari tadi hanya berdiri di lobi sambil menunggu si satpam. 

No comments:

Post a Comment