Calon Arang adalah seorang tokoh dalam cerita rakyat Bali abad 11.
Diceritakan bahwa Calon Arang adalah seorang janda penguasa ilmu hitam yang sering merusak hasil panen para petani dan menyebabkan datangnya penyakit.
Ia mempunyai seorang puteri bernama Ratna Manggali, yang meskipun cantik tidak dapat mendapatkan seorang suami karena orang-orang takut pada ibunya.
Karena kesulitan yang dihadapi puterinya, Calon Arang marah dan ia pun berniat membalas dendam dengan menculik seorang gadis muda.
Gadis tersebut ia bawa ke sebuah kuil untuk dikorbankan kepada Dewi Durga.
Hari berikutnya, banjir besar melanda desa tersebut dan banyak orang meninggal dunia dan penyakit pun bermunculan.
Raja Airlangga yang mengetahui hal tersebut kemudian meminta bantuan penasehatnya, Empu Baradah, untuk mengatasi masalah ini.
Empu Baradah lalu mengirimkan seorang muridnya bernama Empu Bahula untuk dinikahkan kepada Ratna.
Keduanya menikah besar-besaran dengan pesta yang berlangsung tujuh hari tujuh malam dan keadaan pun kembali normal.
Calon Arang mempunyai sebuah buku yang berisi ilmu-ilmu sihir.
Pada suatu hari, buku ini berhasil ditemukan oleh Bahula yang menyerahkannya kepada Empu Baradah.
Saat Calon Arang mengetahui bahwa bukunya telah dicuri, ia menjadi marah dan memutuskan untuk melawan Empu Baradah. Tanpa bantuan Dewi Durga, Calon Arang pun kalah. Sejak ia dikalahkan, desa tersebut pun aman dari ancaman ilmu hitam Calon Arang.
Seringkali di dalam cerita ini disoroti tentang kekejaman dan kejahatan Calon Arang. Dalam perspektif kesejarahan, tokoh Calon Arang atau Rangda dikaitkan dengan tokoh Mahendradatta, Ratu Bali dari Jawa, sekaligus ibunda Raja Airlangga.
Calon Arang digambarkan sebagai nenek sihir yang mempunyai wajah yang seram. Akan tetapi, dewasa ini muncul analisis yang lebih berpihak kepada Calon Arang. Dia adalah korban masyarakat patriarkal pada zamannya. Cerita Calon Arang merupakan sebuah gambaran sekaligus kritik terhadap diskriminasi kaum wanita.
No comments:
Post a Comment