Friday, April 23, 2021

rasul belah bulan

Selain dengan adanya dua dalil naqli di atas, Profesor Muhammad Hamidullah (1909-2002) dalam kitabnya, Muhammad Rasulullah memberi satu catatan tersendiri mengenai ini. Dia menjelaskan bahwa di Museum BritaniaLondon, ada sebuah manuskrip tua dari India dengan nomor induk 2807/152-173 yang bercerita bahwa salah seorang raja Malabar -barat daya di India-, yaitu Chakrawati Farmas pernah melihat bulan terbelah pada zaman Rasulullah ﷺ.[12] Dia ceritakan pada orang-orang, hingga pada suatu hari, datang segerombolan pedagang Muslim yang hendak ke Cina, tetapi singgah dulu di Malabar. Tatkala mendengar cerita itu, pedagang-pedagang itu meyakinkan bahwa itu adalah mukjizat Rasulullah. Akhirnya dia mendatangi Rasulullah, dan kemudian masuk Islam. Dia pulang, tetapi sayang, di tengah jalan, ajal menjemput. Kemudian dia dikuburkan di tempat yang bernama Thafar. Kabar itu kemudian sampai ke Malabar, dan konon setelah itu semua penduduknya masuk Islam dan menjadi daerah pertama India yang masuk Islam.[12]

Tradisi ini telah mengilhami banyak penyair Muslim, terutama di India.[8] Dalam bahasa puitis Muhammad kadang disamakan dengan matahari atau cahaya pagi. Dengan demikian, bagian dari sebuah puisi dari Sana'i, seorang penyair Persia yang terkenal di awal abad ke-12, berbunyi: "Matahari harus membagi bulan menjadi dua." Jalaluddin Rumi, seorang penyair dan penganut sastra Persia yang terkenal, dalam salah satu puisinya menyampaikan gagasan bahwa untuk dibelah oleh jari Muhammad adalah kebahagiaan terbesar yang bisa diharapkan oleh bulan yang rendah dan orang percaya yang setia membagi bulan dengan jari Muhammad.[7] Menguraikan gagasan ini, Abd ar-Rahman Jami, salah satu penyair klasik dan mistikus Persia, bermain dengan bentuk dan nilai numerik huruf Arab dengan cara yang rumit: Bulan purnama, kata Jami, menyerupai huruf Arab untuk surat edaran. M dengan nilai numerik 40. Ketika Muhammad membagi bulan, ia menjadi seperti dua huruf n berbentuk bulan sabit (huruf Arab untuk "n") yang nilainya numerik adalah 50 masing-masing. Ini berarti, terima kasih atas keajaibannya, nilai bulan telah meningkat.[7]

Di tempat lain Rumi, menurut Schimmel, menyinggung dua keajaiban yang dikaitkan dengan Muhammad dalam tradisi, yaitu pemisahan bulan (yang menunjukkan kesia-siaan pendekatan ilmiah manusia terhadap alam), dan yang lainnya bahwa Muhammad buta huruf.[7]



   

Saat Habib Minta Rasulullah Membelah Bulan

Rasulullah menunjukkan mukjizatnya.

Saat Habib Minta Rasulullah Membelah Bulan
Science Alert
Saat Habib Minta Rasulullah Membelah Bulan
Rep: Muhyiddin Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW pernah diminta oleh seorang Raja di Syam, Habib Ibn Malik untuk membelah bulan. Atas pertolongan Allah SWT, Rasulullah SAW kemudian menunjukkan salah satu mukjizatnya.

Baca Juga


Seperti dikisahkan dalam buku 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW karya Fuad Abdurahman, sebelum kejadian itu Abu Jahal mengirim surat undangan kepada Habib Ibn Malik. Maka, Habib bersama 12 ribu pasukannya pun berkuda menuju Makkah.

Saat tiba di Kota Abtha, Abu Jahal bersama para pembesar Quraisy lainnya menyambutnya dengan memberikan budak dan perhiasan. Setelah duduk berhadapan, Habib bertanya kepada Abu Jahal tentang Muhammad.

“Tuan, bertanyalah tentang Bani Hasyim!” pinta Abu Jahal.

Namun, Habib tetap bertanya tentang Muhammad, “Siapakah Muhammad?”.

Pembesar Quraisy yang menemui Abu Jahal lalu menjawab, “Kami mengenalnya sejak kecil sebagai orang yang jujur dan bisa dipercaya. Saat berusia 40 tahun, ia berbalik menghina dan merendahkan tuhan kami. Ia dakwahkan agama baru yang berbeda dari agama kami!”

Lalu, Habib Ibn Malik meminta agar Rasulullah dibawa ke hadapannya dengan sukarela maupun dengan cara dipaksa. Ketika datang menemui Habib, wajah Rasulullah SAW tampak bercahaya hingga membuat Habib tertegun dan berkata, “Hai Muhammad, engkau tahu bahwa setiap nabi memiliki mukjizat. Apakah kau juga memilikinya?”

“Apa yang engkau inginkan?” tanya Rasulullah.

Habib lalu meminta, “Aku ingin kau membuat matahari terbenam dan bulan merendah ke bumi, terbelah menjadi dua. Kemudian bulan itu bersatu lagi di atas kepalamu dan bersaksi atas kerasulanmu! Setelah itu, bulan kembali lagi ke langit dan bercahaya seperti purnama dan selanjutnya terbenam kembali serta matahari muncul seperti sedia kala!”

Mendengar permintaan Habib yang begitu mustahil itu, Abu Jahal pun tersenyum dan berkata, “Sungguh benar apa yang Tuan katakan! Permintaan Tuan sungguh luar biasa!”

Lalu, Rasulullah pergi meninggalkan Habib menuju Jabal Abu Qubaisy dan mendirikan sholat dua rakaat dan berdoa kepada Allah SWT. Lalu, malaikat Jibril datang dan berkata, “Assalamulaikum, ya Rasulullah. Allah menyampaikan salam kepadamu dan berfirman, ‘Kekasihku, janganlah kau bersedih dan bersusah hati! Aku selalu bersamamu, Pergilah temui mereka! Kuatkan hujahmu. Ketahuilah, Aku telah menundukkan matahari dan bulan, juga siang dan malam’.”

Saat itu, hari beranjak sore dan matahari condong ke barat hingga akhirnya terbenam di ufuk barat. Semesta diliputi kegelapan, kemudian muncul bulan purnama. Setelah bulan berada tepat di atas Rasulullah, beliau memberi isyarat dengan jarinya.

Lalu, bulan itu bergerak turun dan berhenti di hadapan beliau. Lalu, ia terbelah menjadi dua bagian. Selanjutnya, bulan berpadu lagi di atas kepala beliau dan bersaksi, “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.”

Setelah itu, bulan kembali naik ke langit dan matahari muncul kembali seperti semula, karena saat itu belum datang waktunya untuk terbenam. Namun, meski Rasulullah telah menunjukkan mukjizatnya, tetap saja Abu Jahal dan para pengikutnya menganggapnya sebagai tukang sihir. Mereka tetap tak mau beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
 
Berita Terpopuler

No comments:

Post a Comment